Setelah sukses memasarkan 1.500 unit ponsel merek Tiphone, kini PT Tiphone Mobile Indonesia (TMI) ingin mengulang kembali keberhasilan itu. Yaitu dengan meluncurkan produk baru, Tiphone T68. Produk baru ini ditargetkan terjual 2.500 unit pada tahun 2010.
Tiphone T68 adalah ponsel qwerty dual mode (GSM-CDMA) yang di-bundling dengan Telkomsel dan Telkom Flexy. Ponsel ini juga dilengkapi bluetooth, GPRS, JAVA, MP3/MP4 player, kamera, radio, dan slot microSD yang bisa diekspan hingga 2GB.
Target pasar yang dibidik Tiphone adalah middle-low class. Tak heran bila harganya masih terjangkau, yakni Rp 888 ribu. “Produk kami tidak pernah dijual dengan harga melampaui Rp 1 juta,” ucap Hengky Setiawan, Presiden Komisaris PT Tiphone Mobile Indonesia.
Dalam waktu dekat, Tiphone juga hendak meluncurkan tipe baru, yaitu seri E88. Produk anyar itu akan dilengkapi dengan WiFi, push mail, Tiphone Messenger, e-book reader, tombol qwerty, music phone, dual simcard tracpad, serta masih akan mem-bundling dengan operator-operator besar di Indonesia.
Untuk produk barunya nanti, Hengky mengaku masih akan mengikuti tren ponsel dari China. “Kami prediksikan tren ini masih akan bertahan hingga akhir tahun 2010. Bisa kami simpulkan selamat tinggal ponsel candy bar, selamat datang ponsel qwerty,” ucap Hengky.
Strategi yang masih disiapkan Tiphone guna meramaikan pasar telekomunikasi adalah masih akan mengeluarkan produk-produk yang paling gres ke pasaran, terutama kelas low-end. “Masih akan ada produk-produk baru kelas low-end dan akan di-launching sekitar bulan Februari minggu ke-3. Akan ada 3 tipe baru dan kisaran harganya mulai dari Rp 400 – 599 ribu,” Hengky menambahkan.
Kendati ponsel keluaran Cina masih diragukan kualitas, Hengky menegaskan Tiphone Mobile memiliki layanan purna jual. Sebab outletnya bisa dijumpai di Blok M, Pondok Indah, Mal Ciputra. Tiphone juga memiliki jaringan distribusi yang terbentang dari Aceh hingga Papua di 128 kota melalui lebih dari 500 outlet yang masuk dalam jaringan ritel Telesindo Shop. Bagi Telesindo, kehadiran Tiphone penting untuk memperkuat posisi Telesindo sebagai one stop shopping di industri telekomunikasi. Untuk itulah, pihaknya yakin Tiphone akan menjadi tiga besar pemain ponsel China di Indonesia.Di pasar lokal, Tiphone bersaing ketat dengan merek Nexian, HT, dan Micxon.
Hengky memperkirakan tahun ini ponsel buatan China yang dilabeli merek Indonesia masih mendominasi pasar ponsel nasional. Jumlahnya sudah akan melampaui ponsel-ponsel branded besar seperti Nokia, Samsung, Sony Ericsson dan Motorola.
“Tapi buatan China itu tidak semuanya berhasil karena akan terseleksi oleh adu kekuatan brand dan ketersediaan pusat layanan purnajual. Di sinilah dibutuhkan strategi inovasi,” paparnya. Ponsel China tersebut, jelasnya, akan menyerap aplikasi-aplikasi lokal melalui kerja sama dengan penyedia konten lokal dan penyelenggara messenger lokal. Bahkan beberapa pekan ke depan akan muncul ponsel China dengan chipset kelas atas dan aplikasi canggih berbasis Java dengan koneksi Wi-Fi.
sumber : (www.swa.co.id)
Rantai nilai PT Tiphone Mobile Indonesia berdasarkan rantai nilai bagi perusahaan berbasis biaya rendah
Strategi PT Tiphone Mobile Indonesia adalah :
1. Mendapatkan harga pokok produksi / produk yang berbiaya rendah dan dijual dengan harga yang bersaing (murah), dengan cara:
· Mencari cara mengurangi biaya dengan melihat pengalaman sebelumnya.
· Memperketat pengeluaran biaya dan mengontrol overhead
· Meminimalisasikan biaya disegala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan rantai nilai perusahaan seperti pada bidang litbang, jasa, penjualan dan promosi.
2. Target Pelanggan adalah Middle – low Class (menengah ke bawah).
3. Mengikuti tren pasar atau mengeluarkan produk yang paling gres dengan meniru produk lain.
4. Inovasi aplikasi-aplikasi lokal melalui kerja sama dengan penyedia konten lokal dan penyelenggara messenger local yang berbasis Java dengan koneksi Wi-Fi.
PT Tiphone Mobile Indonesia memaksimalkan semua peluang daya saing di semua titik:
1. Logistic Inbound : Memaksimalkan desain layout dan operasi gudang yang efektif.
2. Operasi : Meminimalkan kerja ulang dalam produk akhir.
3. Logistic Outbound : jaringan distribusi 128 kota, 500 outlet, tersebar dr aceh sampai papua.
4. Marketing and sales : SDM pemasaran secara optimal.
5. Servis : Pedoman Perbaikan jasa.