Jumat, 31 Desember 2010

Daily Game Dec 31 - Kamikaze blocks

Feed the monsters that live in the clouds some blocks, by shooting kamikaze creatures to push the blocks to them.

Kamikaze blocks is powered by dailygame.org

Kamis, 30 Desember 2010

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CLIEN SERVER DAN PEER TO PEER



Kelebihan dan Kekurangan dari Client Server dan Peer To Peer sebagai berikut:

A. Jaringan client server
Dalam jaringan ini satu komputer berfungsi sebagai pusat pelayanan (server) dan komputer yang lain berfungsi meminta pelayanan ( client ). Sesuai dengan namanya, client server berarti adanya pembagian kerja pengelolaan data antara client dan server. Saat ini, sebagian besar jaringan menggunakan model client/server.

B. Jaringan Peer to Peer
Dalam jaringan ini tidak ada komputer yang berfungsi khusus, dan semua komputer dapat berfungsi sebagai client dan server dalam satu saat bersamaan. Pengguna masing-masing komputer bertanggung jawab terhadap administrasi resource komputer ( dengan membuat nama user, membuat share, menandai ijin mengakses share tersebut). Tiap-tiap user bertanggung jawab juga mengenal pembackupan data pada komputer. Sayangnya penempatan resource dapat menjadi sulit pada network peer to peer yang mempunyai lebih banyak komputer

 Lebih lengkapnya lihat tabel dibawah:


Kelebihan peer to peer
Kelebihan client server
Pelaksanaan tidak terlalu mahal
Memberikan keamanan yang lebih baik
Tidak membutuhkan software server NOS ( Network Operating System )
Lebih mudah pengaturannya bila networknya besar karena administrasinya disentralkan
Tidak membutuhkan administrator network yang handal
Semua data dapat dibackup pada satu lokasi sentral
Kerugian
Kerugian
Tidak cocok untuk network skala besar, administrasi menjadi tidak terkontrol
Membutuhkan software NOS yang mahal contoh : NT atau server Windows 2000, XP,Novell, UNIX
Tiap user harus dilatih untuk menjalankan tugas administrative
Membutuhkan hardware yang lebih tinggi dan mahal untuk mesin server
Keamanan kurang
Membutuhkan administrator yang profesional
Semua mesin yang sharing resource tidak mempengaruhi performa
Mempunyai satu titik lemah jika menggunakan satu server, data user menjadi tak ada jika server mati.


PERBEDAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

 
BAB I
Pendahuluan

Menurut sebuah penelitian terbaru, yang baru-baru ini dilansir LiveScience, pria dan wanita memiliki perbedaan dalam berpikir. Otak dibuat dari dua jenis jaringan yang berbeda, yang disebut materi abu-abu dan putih.
Penelitian baru ini menunjukkan pria berpikir lebih menggunakan materi abu-abu, sedangkan wanita berpikir lebih dengan putih. Meskipun keduanya berpikir secara berbeda, hal ini tidak akan mempengaruhi kinerja intelektual.
Profesor Richard Haier dari Universitas California, Amerika Serikat, mengatakan pada umumnya pria yang jumlah materi abu-abunya hampir 6,5 kali berhubungan dengan kecerdasan umum dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan wanita yang memiliki jumlah materi putih hampir 10 kali berkaitan dengan kecerdasan dibanding pria. "Temuan ini menunjukkan bahwa evolusi manusia telah menciptakan dua jenis otak yang dirancang untuk sama-sama cerdas dalam perilaku," ucap Haier
Dalam otak manusia, abu-abu mewakili pusat-pusat pengolahan informasi. Sementara putih bekerja untuk jaringan pusat-pusat pengolahan tersebut. Hasil dari studi ini mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa laki-laki dan perempuan unggul dalam berbagai jenis tugas. Demikian Rex Jung, penulis dan neuropsikolog dari Universitas New Mexico.


BAB II
Pembahasan
A.  Perbedaan Gaya kepemimpinan
Menurut saya gaya kepemimpina antara pria dan wanita memiliki perbedaan. kepemimpinan kaum wanita lebih cenderung menempuh gaya demokratis atau partisipatif, menggunakan kepemimpinan transformasional, dan mendorong keikutsertaan, berbagi informasi dan meningkatkan harga diri pengikutnya. Sedangkan gaya kepemimpina pria lebih cenderung menggunakan gaya pengarahan, komando, dan kendali, menggunakan gaya kepemimpina transaksional, dan mengandalkan wewenang formal.
Jika dihubungkan dengan teori kepemimpinan Douglas Mc Gregor (1906-1964) Teori X dan teori Y . Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja. Maka, pemimpin wanita atau perempuan lebih cenderung pada teori X dan pemimpin pria lebih cenderung pada teori Y.
B.  Perbedaan Gender Pada Gaya Pengambilan Keputusan Pembelian
Konsumen sebagai individu dalam tatanan sosial terbangun dari konsep gender sehingga muncul stereotype yang jelas antar gender laki-laki (maskulin) dan gender perempuan (feminimitas) yang menggambarkan profil konsumen dipasar. Kedua gender tersebut mempunyai ciri karakteristik yang berbeda sehingga mampu memberikan kemungkinan adanya perbedaan gaya pengambilan keputusan pembelian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada perbedaan yang nyata antara laki-laki dan perempuan pada gaya pengambilan keputusan pembelian. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner Consumer Style Inventory kepada sampel 60 laki-laki dan 60 perempuan yang diambil dengan teknik pengambilan sampling convenience sampling, yang kemudian datanya diuji dengan menggunakan uji t (t-test, independent sample test). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan pada 4 gaya, yakni: pengambilan keputusan pembelian gaya kesadaran akan hal baru dan fashion; gaya kesadaran akan rekreasi (konsumen hedonistik); gaya impulsif, (ketidakpedulian careless konsumen) dan gaya kebiasaan atau kesetiaan konsumen pada suatu merk (brand loyalty). Keempat gaya tersebut signifikan pada konsumen perempuan. Artinya konsumen perempuan (di Yogyakarta) cenderung yang memiliki keempat gaya tersebut.
C.  Perbedaan Komitmen Dalam Berorganisasi
Komitmen dalam berorganisasi dapat terbentuk karena adanya beberapa faktor, baik dari organisasi, maupun dari individu sendiri. Dalam perkembangannya affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment , masing-masing memiliki pola perkembangan tersendiri (Allen & Meyer, 1997).
Proses terbentuknya Affective commitment
Ada beberapa penelitian mengenai antecedents dari affective commitment. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan tiga kategori besar. Ketiga kategori tersebut yaitu :
 
a.       Karakterisitik Organisasi. Karakteristik organisasi yang mempengaruhi perkembangan affective commitment adalah sistem desentralisasi (bateman & Strasser, 1984; Morris & Steers, 1980), adanya kebijakan organisasi yang adil, dan cara menyampaikan kebijakan organisasi kepada individu (Allen & Meyer, 1997). Dalam penelitian ini karakteristik organisasi gereja yang dilihat adalah aliran gereja yang digunakan, bagaimana praktek kelompok sel dalam gereja tersebut dan bagaimana kedudukan kelompok sel sebagai strategi gereja.
b.      Karakteristik Individu. Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa gender mempengaruhi affective commitment, namun ada pula yang menyatakan tidak demikian (Aven, Parker, & McEvoy; Mathieu &Zajac dalam Allen & Meyer, 1997). Selain itu usia juga mempengaruhi proses terbentuknya affective commitment, meskipun tergantung dari beberapa kondisi individu sendiri (Allen & Meyer, 1993), organizational tenure (Cohen; Mathieu & Zajac dalam Allen & Meyer, 1997), status pernikahan, tingkat pendidikan, kebutuhan untuk berprestasi, etos kerja, dan persepsi individu mengenai kompetensinya (Allen & Meyer, 1997)
c.       Pengalaman Kerja. Pengalaman kerja individu yang mempengaruhi proses terbentuknya affective commitment antara lain Job scope, yaitu beberapa karakteristik yang menunjukkan kepuasan dan motivasi individu (Hackman & Oldham, 1980 dalam Allen & Meyer, 1997). Hal ini mencakup tantangan dalam pekerjaan, tingkat otonomi individu, dan variasi kemampuan yang digunakan individu. Selain itu peran individu dalam organisasi tersebut (Mathieu & Zajac, 1990 dalam Allen & Meyer, 1997) dan hubungannya dengan atasan. Pengalaman berorganisasi individu didapatkan dari pelayanan yang dilakukannya dalam gereja tersebut dan juga interaksinya dengan anggota gereja lain seperti pemimpinnya.




BAB III
Penutup
 
Kesimpulan
  1. Wanita berbeda dari pria. Itu jelas. Kalo pria mo ke toilet, biasanya dia pergi memang ada maksud dan tujuannya yang jelas, yaitu buang air (besar atau kecilnya nggak usah dibahas lah yau!) Tapi wanita ke toilet selain tujuan utama, bisa aja ada tujuan lain, karena mo ngobrol atau pengen curhat sama temen wanita lainnya (terutama nyurhatin soal Pujaan Hati, kan ini satu-satunya tempat si PH nggak bisa ikutan masuk). Jadi jangan heran kalo wanita sering ngajak-ngajak wanita lain kalo mo ke toilet. Coba kalo Bang Darman tiba-tiba bilang gini ke Heri, “Her, gue mo ke toilet, ikut yuk?” : )
  2. Sebagian besar pria suka mendominasi remote control TV dan gonta-ganti channel pas lagi iklan;  padahal wanita nggak apa-apa tuh kalo nonton iklan.
  3. Kalo stress, wanita nyari coklat dan pergi shopping; kalo pria stress, yang ngerokok pasti langsung  ngepul asapnya, kalo nggak bisa jadi marah-marah atau malah diem aja.
  4. wanita say ”Pria itu kurang sensitif, nggak ngasih perhatian, nggak dengerin kalo kita lagi ngomong, hangat, suka diem aja, nggak keliatan sayangnya, nggak berani punya komitmen!
  5. Pria say ”Wanita itu jarang yang bisa nyetir, kalo baca peta suka salah, suka bingung sendiri lagi ada di mana, kalo ngomong nggak bisa berhenti, udah gitu nggak ketauan maksudnya mo ngomongin apa, emangnya gue bisa baca pikirannya” 
  6. Pria dan wanita itu sebenernya telah berevolusi secara fisik tapi masih membawa kebiasaan dari pria- wanita jaman purba. Pas jaman purba kan pria berburu, wanita tinggal di gua. Pria melindungi, wanita mengurus anak. Sebagai akibatnya, tubuh dan otaknya pun berkembangmengikuti kebiasaan jaman purba ini. Selama jutaan tahun, struktur otak pria dan wanita terus berubah dengan caranya masing- masing. Sampailah kita pada jaman modern ini, di mana ternyata pria dan wanita itu berbeda dalam memproses informasi yang masuk ke otaknya. Jalan pikirannya memang berbeda. Pengertiannya akan suatu hal pun berbeda. Persepsi, prioritas dan tingkah lakunya juga beda. 
  7. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa otak pria mencari kata M-E-N-T-E-G-A atau S-T-R-A- W-B-E-R-R-Y di kulkas. Kalo kotak mentega atau botol selainya salah arah, udah nggak keliatan deh. Makanya selama mencari kepalanya celingukan terus karena berusaha menemukan benda yang ‘hilang’ tersebut.
  8. Sebenernya ada implikasi lain dari perbedaan besar sudut pandang ini. Dengan sudut pandang yang jauh lebih besar dari pria, mata wanita bisa ngelaba tanpa perlu takut ketahuan. Sementara kalo pria, udah pasti kena tuduh atau ketangkep basah kalo matanya lagi jelalatan. Penelitian mengungkapkan bahwa mata wanita ngeliat bodi-bodi pria sama seringnya, bahkan lebih sering, daripada pria ngeliatin bodi-bodi wanita. Tapi, dengan daya pandang yang jauh lebih superior, wanita jarang ketahuan.
  9. Pria menggunakan bahasa langsung atau direct speech dan mereka mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan. Tapi sebetulnya dengan sedikit kesabaran dan banyak latihan, pria dan wanita bisa kok belajar untuk mengerti satu sama lain.
  10. Masih inget kan betapa frustasinya manusia terhadap pasangan lain jenisnya?? Nah tapi sebetulnya dalam hati kita tuh masih butuh pasangan loh. Apalagi Tuhan sendiri kan yang pernah bilang, “Tidak baik kalau manusia sendirian saja.” Jadi dalam perjalanan hidupnya manusia terus mencari siapa pasangan yang paling cocok untuk dirinya, supaya bisa terus bersama-sama dalam jangka waktu yang panjang alias seumur hidup.

DAFTAR PUSTAKA
 
  • Adams, A. G., King, L. A., & King, D. W.(1996). Relationships of Job andFamily Involvement, Family SocialSupport, and Work-family Conflict with Job and Life Satisfaction. Journalof Applied Psychology, 4, 411-420.
  • Izraeli, D. N. (1992). Culture, Policy and Women in Dual Earner Families in Israel. In S. Lewis, D. N. Izraeli, & H. Hootsmans (Eds.), Dual earner Families: International Perspective (pp.19-45). London: Sage.

   

Perancangan Penggunaan Data Warehouse untuk MQ Corporation

MQ Corporation merupakan sebuah corporate di Bandung yang cukup berkembang dengan baik. Bidang bisnis yang digeluti oleh MQ Corporation bermacam-macam, contohnya radio MQ, MQ TV, Tabloid MQ, Kafe MQ, MQ Jernih, Swalayan MQ, MQ Travel, dan masih banyak lagi yang lain. Karena anak perusahaan dari MQ Corporation ini cukup banyak, maka pengelolaannya cenderung masih terpisah. Oleh karena itulah, sepertinya usulan mengenai penggunaan data warehouse sangat cocok untuk studi kasus di MQ Corporation. Pentingnya penggunaan datawarehouse yaitu untuk mengintegrasikan semua data-data yang ada di tiap-tiap anak perusahaan sehingga diperoleh data yang agregat, dan akhirnya dapat menunjang kemudahan bagi top manager perusahaan dalam mengambil keputusan.

Tujuan dari usulan diimplementasikannya data warehouse pada MQ Corporation adalah untuk membuat data-data yang semula masih terpisah-pisah menjadi data yang agregat. Dengan demikian, data akan mudah diolah menjadi sebuah informasi yang mendukung para eksekutif dalam hal membuat keputusan dan menetukan kebijakan. Kebijakan yang diambil akan berkaitan dengan strategi bisnis untuk masa depan.
 
ESS diimplementasikan pada MQ Coorporation yang memiliki banyak anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Penggunaan ESS yang memanfaatkan data warehouse bertujuan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber basis data yang tersebar di seluruh anak perusahaan MQ untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengambilan keputusan oleh pihak eksekutif.
 
Pada MQ Coorporation, tidak terdapat basis data terintegrasi antara semua anak perusahaan. Basis data dikelola secara lokal dan terpisah untuk semua anak perusahaan, dengan masing – masing perusahaan menerapkan format data yang tidak seragam. Hal ini akan mempersulit pihak eksekutif, yaitu pihak yang menduduki jabatan di pusat, dalam hal pengambilan keputusan yang sifatnya global. Data yang tersebar ini akan menyulitkan pihak eksekutif dalam melakukan analisis untuk mengekstrak data menjadi informasi yang diperlukan.

Selain itu, basis data umumnya digunakan untuk menyimpan data yang terperinci. Hal ini kurang sesuai dengan kebutuhan data yang datang dari pihak eksekutif. Pihak eksekutif umumnya menginginkan data yang berupa rangkuman, dan dalam bentuk tampilan grafis berupa diagram untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan.

Adapun permasalahan yang mungkin dihadapi dalam mengimplementasikan ESS pada MQ Coorporation, berkaitan dengan banyaknya anak perusahaan yang dimiliki adalah :
  1. Antara satu basis data dengan basis data lainnya ada kemungkinan terdapat inkompatibilitas data, hal ini disebabkan oleh tidak diterapkannya format standar untuk data.
  2. Mengekstrak informasi. Dari berbagai data yang tersimpan pada data warehouse, sebuah ESS dituntut untuk dapat mengekstrak data mentah dari berbagai sumber yang tersedia, untuk kemudian menghasilkan informasi yang berguna untuk pihak eksekutif, biasanya untuk memprediksi trend untuk lima tahun ke depan.
Untuk mengekstraksi informasi, perlu ditentukan format request informasi kemudian dicocokkan dengan data yang terdapat pda data warehouse. Sebagai ilustrasi, misalkan informasi yang diminta adalah berupa informasi umum dari seluruh anak perusahaan yang dipegangnya. Misalkan format data yang telah ditentukan untuk request informasi tersebut adalah berupa : jumlah pengeluaran pada bulan tersebut, segmentasi customer, biaya operasional per bulan, serta alokasi biaya resiko.
  1. Menjaga akurasi data. Dalam hal ini, timbul masalah bagaimana memastikan data yang diakses oleh pengguna ESS adalah data yang diinginkan.
  2. Menentukan selang waktu yang tepat untuk memproduksi dan menyimpan data ke dalam data warehouse. Misalkan menentukan frekuensi pengumpulan data dari seluruh anak perusahaan, apakah satu bulan, dua bulan, atau selang waktu yang lain.
Menentukan batas waktu untuk menyimpan data. Mengingat jumlah data yang tersimpan bisa mencapai jumlah yang sangat banyak, oleh karena itu perlu ditentukan batas waktu penyimpanan data. Agar menghemat kapasitas memori dan meningkatkan performansi ESS dari segi kecepatan.
Perancangan Sistem Pada MQ Corporation
Untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi oleh MQ corporation, akan dibuat sebuah rancangan sistem. Sistem yang dimaksud terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
  • Database lokal
Komponen ini adalah berbagai database yang saat ini telah ada di MQ corporation yaitu database  yang ada di anak perusahaan seperti MQ TV, MQ FM, MQ Tour and Travel, dsb. Data yang ada di setiap anak perusahaan MQ Corporation disimpan dalam database lokalnya. Tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap komponen ini, dalam arti sistem yang saat ini telah berjalan dapat langsung digunakan.
  • Data warehouse terpusat
Komponen ini adalah komponen yang mengintegrasikan beberapa database lokal yang ada menjadi suatu wadah data yang terintegrasi (tidak dikelompokkan menurut data tertentu). Datawarehouse ini membutuhkan proses ETL (ekstraksi, Transformation, dan Loading ) untuk mengambil dan memindahkan data yang ada di setiap database lokal. Data yang disimpan dalam datawarehouse ini sifatnya tidak terstruktur dan masih berupa data mentah (belum siap untuk dikonsumsi).
  • Data Mart
Komponen ini adalah komponen yang berisi data yang berasal dari datawarehouse dan telah dikelompok-kelompokkan sesuai dengan kebutuhan MQ Corporation.
Proses pengelompokan data yang ada datawarehouse juga membutuhkan proses ekstraksi dan loading. Data dari datawarehouse akan dikelompok- kelompokkan sesuai dengan karakteristik / kebutuhan konsumsi, misalnya : Data Mart Marketing, Data Mart CRM, dsb.
  • Proses ETL (Extract, Transform, dan Load)
Proses ini adalah proses pengekstrasian dan pemindahan data, baik itu dari database lokal ke datawarehouse maupun dari datawarehouse ke data mart.
  • OLAP
Komponen ini bertugas untuk mengambil dan menganalisis data yang terdapat dalam datawarehouse menjadi informasi yang dibutuhkan oleh eksekutif yang ada di MQ Corporation.
Karena Datawarehouse dirancang untuk memenuhi kebutuhan integrasi data di level corporate, maka datawarehouse ini harus menyimpan data-data yang juga di butuhkan oleh corporate. Berikut beberapa atribut yang harus dipenuhi data di datawarehouse ;
Keadaan dimana implementasi aplikasi ESS di MQ baik untuk dilakukan :
Aplikasi ESS yang ada di MQ ini sangat membantu dalam hal mengintegrasikan data yang tersebar di berbagai anak perusahaan MQ Corporation. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak eksekutif MQ Corporation.
 
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari data yang telah terintegrasi ini antara lain :
1.        Proses pelaporan keadaan perusahaan menjadi lebih cepat dilakukan.
Contoh : Laporan penjualan keseluruhan untuk tertentu, laporan keuntungan keseluruhan untuk waktu tertentu, dsb.
2.        Data customer / pelanggan yang telah terkumpul dari berbagai anak perusahaan dapat diolah lebih lanjut/ dilakukan proses segmentasi untuk kemudian ditemukan pelanggan potensial MQ Corp. Data pelanggan yang telah tersaring ini dapat dikonsumsi oleh kalangan eksekutif yang selanjutnya dapat dilakukan strategi untuk penerapan langkah- langkah selanjutnya (misal:dilakukan strategi cross-selling / up-selling kepada pelanggan potensial tersebut)
3.        Proses Query untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan perusahaan menjadi lebih cepat dilakukan.



 

DATA WAREHOUSE



DATA WAREHOUSE adalah :
·           kumpulan dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendapatkan analisa yang lebih baik dari data yang berjumlah sangat besar sehingga dapat membuat keputusan yang baik. Dengan kata lain sebagai gudang data.

MANFAAT DATA WAREHOUSE
Data Warehouse biasanya digunakan untuk:
1.      Memahami trend bisnis dan membuat perkiraan keputusan yang lebih baik.
2.     Menganalisa informasi mengenai penjualan harian dan membuat keputusan yang cepat dalam mempengaruhi performance perusahaan.

DATA WAREHOUSE CUSTOMER EXAMPLE
Salah satu pelanggan AS/400, menemukan kesulitan dalam hal informasi penjualan yang dibutuhkan untuk dapat memperluas bisnisnya. Tiap bulan laporan penjualan sederhana tidak tepat waktu atau tidak mendetail sehingga sangat tidak membantu. Untuk membantu membuat keputusan bisnis, perusahaan ini perlu dianalisa latar belakangnya sehingga dapat menemukan
titik-titik trends bisnis.

Dengan AS/400 data warehouse-nya yang baru, para penjual dari perusahaan ini dapat membentuk strategi penjualan berdasarkan informasi yang diberikan warehouse. Informasi ini termasuk mengenai the success of previous promotions, regional trends, product profitability dan the effect of product packaging.

Perusahaan lain seperti departemen, seperti keuangan dan operasi, juga menggunakan warehouse untuk mengidentifikasi dan menganalisa produk yang berhasil menyeberangi daerah, penjualan dan waktu.

Data warehouse dapat sebagai kunci pembeda dalam suatu industri-industri yang berbeda.
·         Aplikasi Data Warehouse meliputi:
1.     Sales and marketing analysis across all industries.
2.    Inventory turn and product tracking in manufacturing.
3.    Kategory manajemen, analisa penjualan, dan perbaikan analisa program pemasaran yang efektif.
4.    Keuntungan dari jalan raya atau analisa resiko pengemudi dalam hal transportasi.
5.    Analisa keuntungan atau resiko penetapan pajak atau mendenda dalam bank.
6.    Analisa tuntutan dari deteksi penggelapan dalam asuransi.

MEMBANGUN SUATU DATA WAREHOUSE
Terdapat beberapa cara untuk mengembangkan data warehouse dalam suatu organisasi.
1.      Membangun Strategi Data Warehouse
Sebelum mengembangkan suatu data warehouse, sangat penting untuk mengembangkan strategi balanced data warehouse yang sesuai dengan kebutuhan dan populasi user. Siapakah audiencenya? Apa ruang lingkupnya? Tipe data warehouse seperti apa yang harus dipilih? Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan oleh suatu organisasi untuk dapat membuat suatu data warehouse. Salah satunya adalah dengan menetapkan lingkungan “Virtual Data Warehouse”. 

Virtual Data Warehouse dibuat dengan cara:
·     Menginstal kumpulan akses data, direktori data dan fasilitas manajemen proses
·         Training user
·         Memonitor bagaimana data warehouse digunakan dan kemudian
·     Berdasarkan pemakaian actual, membuat suatu physical data warehouse untuk mendukung permintaan yang banyak.

Strategi yang kedua adalah dengan membangun copy dari data operasional dari satu system operasional dan memungkinkan data warehouse dari sekumpulan tool untuk mengakses informasi. Strategi ini mempunyai keuntungan yaitu sederhana dan cepat. Sayangnya, jika data yang ada berkualitas jelek dan akses ke data tersebut kurang baik, maka pendekatan ini akan menimbulkan masalah yang signifikan.
Pada akhirnya, Strategi data warehouse yang optimal adalah memilih populasi user berdasarkan nilai dari perusahaan dan melakukan analisa persoalan, pertanyaan dan kebutuhan akses data mereka. Berdasarkan kebutuhan ini, prototype data warehouse dibangun dan dipopulasikan sehingga user dapat bereksperimen dan memodifikasi requirement mereka. 

Sekali terbentuk persetujuan tentang kebutuhan mereka, kemudian data dapat diambil dari database operasional yang ada dalam perusahaan ataupun dari data source yang lain dan diload kedalam data warehouse. Jika diperlukan, tool untuk mengakses informasi dapat memungkinkan user untuk mendapatkan akses untuk mengambil data menggunakan tool favorit mereka atapun untuk memperkenankan pembuatan dari informasi multi-dimensi yang berperforma tinggi menggunakan datawarehouse sebagai dasarnya. 

Sebagai analisa akhir, tidak ada pendekatan untuk membangun suatu data warehouse yang dapat sesuai dengan kebutuhan setiap perusahaan. Kebutuhan setiap perusahaan berbeda satu sama lain sebagaimana konteks dari perusahaan tersebut. Sebagai tambahan, sejak teknologi data warehouse berkembang seprti yang sudah kita pelajari, hanya pendekatan praktislah yang berkembang sebenarnya.

2.     Mengembangkan Arsitektur Data Warehouse
Salah satu kunci data warehouse adalah fleksibilitas. Sangat penting untuk diingat adalah semakin sukses strategi suatu data warehouse strategy maka semakain banyak user yang ingin ditambahkan kedalamnya.

3.    Mendesain Data Warehouse
Membuat desain data warehouses sangat berbeda dengan membuat desain database operasional.
·        Pertama, user data warehouse biasanya tidak tahu sebanyak apa keinginan dan kebutuhan mereka, tidak seperti user operasional.
·        Kedua mendesain data warehouse seringkali melibatkan pemikiran kedepan dan lebih sulit lagi untuk mendefinisikan konsep bisnis daripada sekedar mendesain system operasional.

Dalam hal ini, data warehouse sangat dekat dengan Business Process Reengineering (BPR). Akhirnya, strategi desain yang ideal untuk suatu data warehouse seringkali berbentuk outside-in sebagai lawan dari top-down. Tapi sementara desain data warehouse berbeda dari apa yang sudah kita pakai sekarang ini, tidaklah terlalu penting. Kenyataan bahwa user kesulitan mendefiniskan kebutuhan mereka. Pada prakteknya, desainer data warehouse menemukan bahwa mereka harus menggunakan setiap trik dalam buku untuk membantu user mereka untuk memvisualisasikan requirementnya.

Dalam hal ini, prototype yang robust adalah merupakan hal yang sangat penting. Memanage Data Warehouses Data Warehouses bukanlah magic-mereka dibangun dengan kerja keras. Dalam banyak kasus, project data warehouse dilihat sebagai pengganti ukuran untuk menyediakan sesuatu untuk sesuatu hal yang terlihat tidak ada apa-apanya. Tapi data warehouse membutuhkan managemen dan marketing yang berhati-hati. Data warehouse merupakan suatu investasi yang berharga hanya jika user dapat memperoleh informasi yang vital secara lebih cepat dan murah daripada apa yang mereka gunakan sekarang ini. Sebagai konsekuensinya, managemen harus berpikir secara serius tentang bagaimana mereka menginginkan warehouse itu untuk perform dan bagaimana juga user menginginkannya.

Dan managemen harus mengenali bahwa maintenance dari suatu struktur data warehouse adalah sama kritisnya dengan misi aplikasi kritikal lainnya. Kenyataannya, pengalaman telah menunjukkan bahwa data warehouse secara cepat menjadi salah satu system yang digunakan di semua organisasi. Managemen, khususnya tim managemen IT, harus mengerti bahwa jika mereka memulai program data warehouse, mereka akan membuat suatu permintaan baru atas system operasional mereka, seperti: permintaan data yang lebih baik, permintaan data yang konsisten, permintaan tipe data yang berbeda.

MENERAPKAN DATA WAREHOUSING
1.      Mengidentifikasi kebutuhan data dan sumber-sumbernya (yaitu table, view atau File)
·         Data yang diperlukan diidentifikasi sesuai referensi pada pengetahuan tentang strategi manajemen.
·         Area pokok diidentifikasi dengan sesuai referensi pada proses bisnis dan data yang diperlukan.
·         Data operasional dieksplorasi dan sumber - sumber warehouse ditetapkan.
·         Spesifikasi sumber warehouse dikembangkan sesuai referensi pada table dan file-file yang ada.
2.     Menetapkan langkahlangkah dan proses warehouse
·         Target warehouse dikembangkan dengan referensi pada proses bisnis dan data yang dibutuhkan.
·         Agen-agen warehouse diidentifikasi sesuai dengan konfigurasi sistem.
·         Setiap langkah dan proses-proses diidentifikasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
3.     Mendesain warehouse sesuai fitur-fitur.
·         User interface warehouse didesain dan dikembangkan sesuai prinsip-prinsip desain user interface.
·         Strategi keamanan warehouse di kembangkan dan diimplementasikan sesuai dengan
rencana keamanan perusahaan.
·         Tabel dimensi dan table fakta diidentifikasi dengan referensi data perusahaan yang
dibutuhkan.
·         Katalog informasi warehouse dikembangkan dengan referensi pengetahuan perusahaan tentang strategi manajemen.
4.     Melakukan proses ETL (Extract Transform Load).
·         Data warehouse sudah disiapkan untuk proses ETL.
·         Data-data sumber (operasional) telah disiapkan untuk proses ETL.
·         Setiap table pada data-data sumber yang akan digunakan dalam proses ETL telah disiapkan dengan membuat kolom dan/atau trigger khusus.
·         Bila terdapat data staging maka tabel-tabel yang akan digunakan dirancang dan disiapkan.
·         Semua Query dan /atau program untuk proses ETL telah dirancang dan diuji coba.
·         Semua tool-tool (alat bantu) yang akan digunakan dalam proses ETL telah disiapkan, dikonfigurasikan dan diuji coba.
·         Agen-agen ETL telah disiapkan, dijadwalkan dan diuji coba.
5.     Mengakses dan menampilkan data dari data warehouse dengan menggunakan MDX Query.
·         Tabel fakta dan tabel dimensi yang akan diakses dan ditampilkan sudah diidentifikasi dan dirancang.
·         User interface data warehouse telah diidentifikasi dan dirancang.
·         MDX Query yang akan digunakan telah diidentifikasi, dirancang dan diuji coba.
6.     Menguji dan mengimplementasikan warehouse.
·         Data warehouse diimplementasikan sesuai kebutuhan dan sign off.
·         Perubahan ke dalam proses bisnis, direkomendasikan jika perlu sebagai jaminan kecocokan dengan data warehouse dan pengetahuan strategi manajemen.

·         ARSITEKTUR DARI DATA WAREHOUSE SECARA UMUM